Pencarian

SELAMAT DATANG

Skripsi TA, Tesis, PTK merupakan salah satu tugas akhir dari setiap mahasiswa S1 maupun S2 dalam rangka memperoleh Gelar Kesarjanaan sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan harus dipertahankan kebenarannya di hadapan Team Penguji.
Skripsi TA, Tesis, PTK pengerjaannya bersifat individual dan tidak dibenarkan menjiplak atau plagiat milik orang lain. Saya sangat tidak mendukung PLAGIAT!!
Namun demikian tidak dpat dipungkiri adanya contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dapat memperlancar proses pengerjaan tugas tersebut, karena dengan adanya contoh Skripsi TA, Tesis, PTK yang sudah jadi mahasiswa bisa memperoleh gambaran tentang tugas yang sedang dikerjakannya dan juga bisa memperoleh inspirasi.
Disamping itu, contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dapat digunakan sebagai pijakan / dasar untuk melakukan penelitian lanjutan, sehingga akan dihasilkan Skripsi TA, Tesis, PTK yang lebih sempurna.

Atas dasar itulah, kami berusaha membantu rekan-rekan menyediakan contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dari berbagai jurusan.
Disini juga saya sediakan makalah dan juga ebook buku2 penunjang dalam pembuatan tugas yang bisa didownload secara GRATIS.

Selamat berselancar di Blog kami, semoga apa yang anda cari ada disini, dan tugas yang sedang anda kerjakan dapat selesai dengan lancar.

Bila Judul Skripsi yang anda cari tidak ada di Blog ini, silahkan tanyakan langsung dengan sms ke HP 0856 0196 7147


SALAM SUKSES BUAT ANDA.


Link-Link DOWNLOAD GRATIS berada menyebar di Seluruh Katalog dan terus bertambah.

Jumat, 30 September 2011

PTK SMP 060 : USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL BENTUK DAN POLA PERMUKAAN BUMI DARI INTERPRETASI PETA DENGAN MENGGUNAKAN MULTI MEDIA

BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang Masalah
          Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Berdasarkan penjelasan ini, terlihat bahwa belajar merupakan hal yang tidak dapat diabaikan bagi manusia, khususnya dalam dunia pendidikan, karena belajar berkaitan dengan proses perkembangan individu. Dengan demikian, maka hasil belajar akan memiliki kaitan yang erat dengan perilaku individu dimasa datang. Witherington (1952: 21)  menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan, sedangkan Crow dan Crow (1958: 32) menjelaksan bahwa  belajar adalah proses diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Berdasarkan konsep tersebut, terlihat bahwa belajar meruapakan suatu proses (Sanjaya, 2008: 2). Dalam suatu proses akan terdapat hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berhasilnya hasil dari proses tersebut.
Guna mendukung tercapainya tujuan belajar yang optimal dalam proses pembelajaran, maka tentunya sangat penting memperhatikan faktor-faktor yang mendukung terciptanya hasil belajar yang optimal. Fernandez (2009: 2) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang datang dari luar diri siswa (eksternal), yang salah satu adanya penyelenggaraan proses pembelajaran yang dilaksanakan sekolah. Terkait dengan bagaimana penyelenggaraan proses pembelajaran ini, media pembelajaran menjadi salah satu unsur penting didalamnya. Media pembeajaran merupakan salah satu komponen yang peru diperhatikan untuk mendukung tercapainya komunikasi dan transformasi informasi yang efektif dari pendidik kepada siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa, 2007). Ha ini juga sesuai dengan penjeasan dari Criticos (1996) yang mengemukakan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai sarana pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Salah satu media pembelajaran berteknologi tinggi yang saat ini berpeluang baik untuk dikembangkan adalah multimedia. Pengertian multimedia secara bahasa dapat dipahami sebagai intregasi berbagai media. Penjelsan ini dimaksudkan sebagai pemnafaatan media yang mengintegrasikan unsur suara (audio) dan gambar (visual), yang pada umumnya menghunakan komputer. Telkonologi mutakhir komputer memiliki kemampuan yang cukup baik sebagai multimedia ini.
Proses pembelajaran untuk bidang IPS untuk kelas IX D di SMP Negeri 27 Surakarta selama ini belum banyak memanfaatkan media pembelajaran, khususnya multi media. Pembelajaran lebih bersifat ceramah semata, dengan memanfaatkan media-media yang masih sangat terbatasa seperti gambar peta dua dimensi, sedangkan tuntutan kebutuhan yang sebenarnya sudah cukup tinggi. Terkait dengan proses pembelajaran untuk materi “Mengenal Bentuk Dan Pola Permukaan Bumi Dari Interpretasi Peta”, sebenarnya telah banyak membutuhkan gambar visual yang mempu menunjukkan proses-proses alam dalam kerak bumi, serta membutuhkan profil tiga dimensi yang mampu menampakkan penampang permukaan bumi secara melintang (profil wilayah), yang dapat di desain dari peta topografi dengan menggunakan garis-garis kontur yang menghubungkan letak-letak yang memiliki ketinggian sama. Dengan multi media, maka penampang melintang permukaan bumi yang disajikan dalam profil ini akan mampu menunjukkan kenampakan yang lebih menyerupai dengan kenampakan asli serta mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan peta topografi.
Hasil belajar untuk bidang IPS untuk kelas IX D di SMP Negeri 27 Surakarta untuk materi “Mengenal Bentuk Dan Pola Permukaan Bumi Dari Interpretasi Peta”  selama ini masih belum cukup baik, ditinjau dari kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan guru dan berdasarkan nilai rata-rata kelas. Standar ketuntuntasan belajar yang ditetapkan guru adalah 80%, sedangkan yang tercapai baru 61,8% dari 32 siswa. Nilai data-dara kelas adalah 6,3. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuha untuk mengoptimalkan proses pembelajaran yang dapat ditempuh dengan penggunaan multimedia guna meningkatkan hasilbelajar siswa.
Berdasarkan atas uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Usaha Peningkatan Hasil Belajar Mengenal Bentuk Dan Pola Permukaan Bumi Dari Interpretasi Peta Dengan Menggunakan Multi Media

B.         Rumusan Masalah                                                                                           
Berdasarkan atas uraian dalam latar belakang masalah tersebut, dibuat  rumusan masalah sebagai berikut:
1.          Bagaimana langkah-langkah penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran       Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009?
2.          Bagaimana peningkatan hasil belajar materi  “Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” setelah penggunaan multimedia pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009?

  
C.         Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1.        Deskripsi langkah-langkah penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran       Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009.
2.        Peningkatan hasil belajar materi  “Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” setelah penggunaan multimedia pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009.

D.        Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai aspek senagai berikut:
1.      Aspek teoretis: hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang pelaksanaan TIK melalui penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran IPS
2.      Aspek Praktis: hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa bidang IPS.



DAFTAR PUSTAKA
Arief S .Sadiman. 1986. Media Pendidikan,  Jakarta: Rajawali
Ari Asnaldi. 2008. Teori-Teori Belajar Proses Perubahan. www.multiply.com
Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.
Heru Subiyantoro. 2008. Hasil Belajar dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. FIP. UM.
I Gusti Putu Suharta. 2001. Matematika Realistik. http://www.depdiknas.go.id
Ingridwati Kurnia. 2007. Perkembangan belajar Peserta DidKi. Jakarta: Dirjen Dikti Departeman Pendidikan Nasional.
I Wayan Santyasa. 2007. Media Pembelajaran. Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan. Pada tanggal 10 Januari 2007 . Bandung: Universitas Ganesha
Moedjiono. 1981. Media pendidikan III: Cara pembukaan media pendidikan. Jakarta: P3G. Depdikbud.
Muchtar A. Karim. 1997. Pendidikan Matematika 1. Malang: Depdikbub
Oemar Hamalik. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka martina
Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA

Kamis, 29 September 2011

PTK SMP 059 : Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Materi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain Peran dan Diskusi Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung




  ABSTRAK

xxxxxxxxxxxx,  “Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Materi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain Peran dan Diskusi Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung”.

Kata Kunci :  Metode Bermain Peran dan Diskusi, Penguasaan Konsep, dan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya, sehingga menumbuhkan dan  memiliki mental yang baik untuk dapat melaksanakan kegiatan pembangunan.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan metode Bermain peran dan diskusi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas IX-B pada semester ganjil tahun pelajaran 2005/2006.  Jumlah siswa ada 35 orang.
Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23 siswa (65,71%) pada pra tindakan menjadi 27 siswa (77,14  %) pada siklus I, dan menjadi 30 siswa (85,71%) pada siklus II.  Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa (34,29 %) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (22,86 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (14,29 %) pada siklus II.
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode bermain peran dan diskusi digunakan, maka penguasaan konsep pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-B SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat”, dapat diterima.
Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada para guru agar semakin aktif dan kreatif dalam memilih metode dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar motivasi belajar siswa juga semakin meningkat. Selain itu kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan.

DAFTAR  RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi.  2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Pendidikan Kewarganegaraan, Buku 2. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999, Tentang GBHN. Surabaya: Penabur Ilmu.
Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI.
Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Moh.  1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA



Rabu, 28 September 2011

PTK SMP 58 : Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan Mendapatkan Jawaban Pada Siswa Kelas ………… Tahun Pelajaran 2004/2005


ABSTRAK

……………………. 2004. Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan Mendapatkan Jawaban   Pada Siswa Kelas ………… Tahun Pelajaran 2004/2005

Kata Kunci: metode belajar aktif, memberi pertanyaan, mendapat jawaban

Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya selama ini agar nantinya siswa siap menghadapi ujian. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan kembali memori anak didik, guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas …………………………... Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (62,96%), siklus II (74,07%), siklus III (88,89%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode belajar aktif model memberikan pertanyaan mendapatkan jawaban dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa ………………………………….., serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran matematika

DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests. London: Oxfortd University Press.
Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.
Riduawan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Weed, Gretchen, E. 1971. Using Games in Teaching Children. ELEC Bulletin No. 32. Winter. Tokyo. Japan.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA

Selasa, 27 September 2011

PTK SMP 056 : Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung

ABSTRAK

xxxxxxx  “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung”.

Kata Kunci :  Motivasi Belajar, Pelajaran PKn, Metode ‘Tatas’
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi  belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan Metode ‘Tatas’. 
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas IX-A pada semester genap tahun pelajaran 20062007  Jumlah siswa ada 32 siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, sedangkan masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
Data dalam penelitian ini berupa kemandirian belajar siswa, aktifitas belajar siswa, dan hasil evaluasi belajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi/pengamatan, angket, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa, yang menyatakan kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%) pada siklus II.  Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II.  Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9  siswa (28,13%) pada siklus II.  Sedangkan jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.
Sedangkan sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II.  Siswa yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. Siswa yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,23%) pada siklus II.  Siswa yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II.  Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II.
Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II.  Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, ma-ka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ digunakan dalam pembelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat” dapat diterima.


 
DAFTAR  RUJUKAN

DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius in You. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa.
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001.  Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI.
Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.
Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Moh.  1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA

PTK SMP 055 : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK DENGAN MENGGUNAKAN PERAGA ALAT MUSIK BAGI SISWA KELAS 8A SMP NEGERI 2 BARAT PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009


ABSTRAKSI
xxxxxxxxxxxxx “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK DENGAN MENGGUNAKAN PERAGA ALAT MUSIK BAGI SISWA KELAS 8A SMP NEGERI 2 BARAT PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009”

Penelitian ini bertujuan  untuk mencari suatu strategi pembelajaran yang efektif dan Efisien dalam mengajarkan materi turunan bagi siswa kelas 8 A semester 1 di SMP Negeri 2 Barat dengan cara penggunaan alat peraga pada pembelajaran. strategi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 2 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedang untuk  mengaktifkan siswa dalam penelitian ini , peneliti menggunakan lembar kerja yang diberikan kepada siswa.
Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 8A semester 1 di SMP Negeri 2 Barat sedangkan objeknya adalah pembelajaran materi mengapresiasikan seni musik pada mata pelajaran pendidikan seni musik yang diajarkan dengan cara demonstrasi dan mengaktifkan siswa dalam kelompok.
Dari penelitian yang diadakan dengan meneliti kondisi awal siswa yang diukur dengan alat tes tertulis dan hasil penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus terlihat adanya peningkatan hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi yang diberikan. Peningkatan penguasaan materi ini mulai dari siklus I siswa dapat meningkat sebesar 75 % dari kondisi awal sedang dari kondisi di siklus I setelah dilakukan tindakan pada siklus II meningkat sebesar 25 %.
Dari Hasil penelitian tindakan kelas ini maka peneliti merekomendasikan pada pengambil jabatan ataupun pelaksana pembelajaran dalam hal ini yaitu pengajar untuk mengajarkan materi pembelajaran dalam kelas dan dengan tehnik pembelajaran demonstrasi dengan alat peraga.

Keyword
1.      Pembelajaran Seni Musik
2.      Alat peraga
3.      Metode Pembelajaran demonstrasi


DAFTAR PUSTAKA

 Abdul Majid, 2005, Perencanaan Pembelajaran.mengembangkan standar kompetensi guru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.Anita Lie, 2003, Cooperative Learning, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
B. Asri Budiningsih,DR, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Hamidi.Dr.M.Si, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Malang, Universitas Muhammadiyah.
Melvin.L. Silberman, 2006, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Bandung, Penerbit Nusamedia.
M. Sobry Sutikno, 2005. Pembelajaran Efektif apa dan bagaimana mengupayakannya, Mataram, NTP Pres.
Sardiman. A.M, 2004,  Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Nasution.Prof. Dr.M.A, 2003, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.
Suharsini Arikunto.Prof, SuharDjono. Prof, Supardi.Prof, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.
Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Bandung. PT Insan Cendekia
Syaiful Bahri Djamarah. Drs, 2002, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, Rineka Cipta.
Syaiful Sagala,H. DR. M.Pd, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung. Penerbit ALFABETA.
Totok Djuroto.Drs.M.Si, Bambang Suprijadi.Drs. M.Si, 2003, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung, Remaja Resdokarya.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA

Senin, 26 September 2011

PTK SMP 055 : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK DENGAN MENGGUNAKAN PERAGA ALAT MUSIK BAGI SISWA KELAS 8A SMP NEGERI 2 BARAT PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009


ABSTRAKSI

xxxxxxxxxxx“ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK DENGAN MENGGUNAKAN PERAGA ALAT MUSIK BAGI SISWA KELAS 8A SMP NEGERI 2 BARAT PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009”

Penelitian ini bertujuan  untuk mencari suatu strategi pembelajaran yang efektif dan Efisien dalam mengajarkan materi turunan bagi siswa kelas 8 A semester 1 di SMP Negeri 2 Barat dengan cara penggunaan alat peraga pada pembelajaran. strategi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 2 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedang untuk  mengaktifkan siswa dalam penelitian ini , peneliti menggunakan lembar kerja yang diberikan kepada siswa.
Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 8A semester 1 di SMP Negeri 2 Barat sedangkan objeknya adalah pembelajaran materi mengapresiasikan seni musik pada mata pelajaran pendidikan seni musik yang diajarkan dengan cara demonstrasi dan mengaktifkan siswa dalam kelompok.
Dari penelitian yang diadakan dengan meneliti kondisi awal siswa yang diukur dengan alat tes tertulis dan hasil penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus terlihat adanya peningkatan hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi yang diberikan. Peningkatan penguasaan materi ini mulai dari siklus I siswa dapat meningkat sebesar 75 % dari kondisi awal sedang dari kondisi di siklus I setelah dilakukan tindakan pada siklus II meningkat sebesar 25 %.
Dari Hasil penelitian tindakan kelas ini maka peneliti merekomendasikan pada pengambil jabatan ataupun pelaksana pembelajaran dalam hal ini yaitu pengajar untuk mengajarkan materi pembelajaran dalam kelas dan dengan tehnik pembelajaran demonstrasi dengan alat peraga.

Keyword
1.      Pembelajaran Seni Musik
2.      Alat peraga
3.      Metode Pembelajaran demonstrasi

 

DAFTAR PUSTAKA

 Abdul Majid, 2005, Perencanaan Pembelajaran.mengembangkan standar kompetensi guru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.Anita Lie, 2003, Cooperative Learning, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
B. Asri Budiningsih,DR, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Hamidi.Dr.M.Si, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Malang, Universitas Muhammadiyah.
Melvin.L. Silberman, 2006, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Bandung, Penerbit Nusamedia.
M. Sobry Sutikno, 2005. Pembelajaran Efektif apa dan bagaimana mengupayakannya, Mataram, NTP Pres.
Sardiman. A.M, 2004,  Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Nasution.Prof. Dr.M.A, 2003, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.
Suharsini Arikunto.Prof, SuharDjono. Prof, Supardi.Prof, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.
Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Bandung. PT Insan Cendekia
Syaiful Bahri Djamarah. Drs, 2002, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, Rineka Cipta.
Syaiful Sagala,H. DR. M.Pd, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung. Penerbit ALFABETA.
Totok Djuroto.Drs.M.Si, Bambang Suprijadi.Drs. M.Si, 2003, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung, Remaja Resdokarya.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi / sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA

Minggu, 25 September 2011

PTK SMP 054 : UPAYA MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 2 BARAT TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif)
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Namun kenyataan di lapangan dalam masa transisi perubahan kurikulum dari kurikulum 2004 menjadi kurikulum 2006 yang semula pendidikan jasmani dan kesehatan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu @ 45 menit, sekarang Pendidikan Jasmani dengan alokasi waktu 3 jam per minggu @ 40 menit, masih banyak kendala dalam menerapkan kurikulum tersebut. Hal ini disebabkan karena belum adanya sosialisasi secara menyeluruh di jajaran pendidikan sehingga masih banyak perbedaan penafsiran tentang pendidikan jasmani utamanya dalam pembagian waktu jam pelajaran.
Adanya ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani dalam kurikulum 2006 untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA MA sebenarnya sangat membantu pengajar pendidikan jasmani dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan siswa. Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri / senam, aktivitas ritmik, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas.
Sesuai dengan karakteristik siswa SMP, usia 12 – 16 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa Kelas 9 SMP Negeri 2 Barat Madiun Tahun Pelajaran 2009/2010.

B.     Identifikasi Masalah
Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan pedoman bagi guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka siswa perlu mempelajari dan melaksanakan untuk mencapai kompetensi yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut bukanlah yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan adalah sebagai berikut:
  1. Banyak dikalangan pendidikan yang belum memahami tentang perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olah Raga.
  2. Kurangnya pemahaman dari siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas jasmani.
  3. Kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.

  1. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar substansi penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini:
1.      Penelitian ini hanya menitikberatkan pada model pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa.
2.      Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah pembelajaran pendidikan jasmani dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain tingkat kesegaran jasmani siswa dapat meningkat?
2.      Seberapa besar peningkatan tingkat kesegaran jasmani siswa setelah mengikuti model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.

  1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
2.      Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.

  1. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:
1.      Guru
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran

2.      Siswa
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain
3.      Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2003, Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SMP/MTs, Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas, 2003, Undang-Undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas
J. Mata Kupan, 2002, Teori Bermain, Jakarta : Universitas Terbuka
Ngalim Purwanto. M, 2003, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktik, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Winata Putra Udin, 1994, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA

Sabtu, 24 September 2011

PTK SMP 053 : Penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada pokok bahasan Operasi Pada Bentuk Aljabar bagi siswa kelas VIII B Matematika SMP Negeri 2 Randublatung Semester I Tahun Pelajaran 2008/2009


BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

                 Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil tidaknya program pembangunan faktor manusia memegang peranan yang sangat penting. Untuk pembangunan ini diperlukan manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki sifat positif terhadap etos kerja.

                  Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan.

            Menurut Syah (1998) ditemukan bahwa penguasaan guru tentang metode pengajaran masih berada  dibawah standar. Maka guru merasa tergugah untuk memperbaikinya melalui peningkatan penguasaan metode mengajar.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.

Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Namun semua juga tidak terlepas dari kemampuan siswa dari proses pembelajaran berlangsung, dari proses belajar mengajar ini harus kerja sama antara guru dengan murid ini akan menghasilkan hasil yang maksimal dengan meminimalkan kendala yang ada dengan memaksimalkan keunggulan dari keduanya.

Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).

          Matematika sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek ilmu pasti banyak memuat materi bersifat hitungan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa lebih banyak dengan menggunakan perhitungan. Sifat materi pelajaran Matematika tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris, biasanya guru menggunakan metode ceramah maupun tanya  jawab terjadi dialog imperatif. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tangapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif. Situasi belajar ini dapat tercipta melalui penggunaan “pendekatan Teams Games Tournaments (TGT)

          Pada SMP Negeri 2 Randublatung sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran Matematika, peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan.

Sebagai seorang guru yang professional hendaknya dapat memilih dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dMatematikahami dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi belajar. Lebih menarik lagi jika pada pembelajaran ditemukan metode dan cara-cara yang baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. Diantara cara dan metode yang digunakan dengan menggunakan sarana yang ada di sekolah diantaranya TGT (Teams Games Tournaments) dengan menggunakan turnamen games akademik yang mana siswa bersaing sebagai perwakilan home team (tum rumah) dengan anggota tim lain. TGT hampir sama dengan STAD adalah model cooperative learning (CL) yang diciptakan Yang diciptakan oleh Robert E. Sulevin dan koleganya dari Universitas John Hopkins Amerika Serikat, titik berat pada pengajaran ini adalah siswa dituntut aktif belajar dengan cara berkelompok. Perbedaan dengan model STAD adalah pada tes dan sistem perbaikan skor individu diganti dengan turnamen  game akademik ini diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya.



B.     Identifikasi Masalah


      Dalam proses belajar mengajar di sekolah, siswa kelihatan belum serius dalam mengikuti pelajaran, motivasi belajar Matematika masih kurang, kurang memiliki bekal yang cukup untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah hal ini dapat dibuktikan dengan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan alat peraga yang sesuai dan menarik perhatian siswa. Dari kondisi ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari guru, perbaikan pembelajaran itu dapt dimulai dari diri guru yaitu dengan melakukan perbaikan dengan memperbaiki metode belajar, media, dan system belajar mengajar. Dari diri siswa dengan menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Banyak siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran Matematika karena dianggap sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan, akibatnya materi yang sebenarnya mudah menjadi sulit untuk siswa. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi kendala – kendala yang ada di lapangan dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar Matematika  masih masuk dalam kategori rendah. Dari kendala – kendala tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a.       Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran.

b.       Siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat.

c.       Siswa beranggapan bahwa dalam belajar kelompok tidak perlu semua bekerja.

d.      Adanya siswa yang suka membicarakan hal lain, yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok.

e.       Tanggung jawab siswa terhadap kewajiban masih rendah.

f.        Anggapan bahwa pelajaran Matematika itu sulit.

g.       Nilai pelajaran matematika cenderung rendah.

h.      Guru mendominasi pelajaran

i.        Guru belum menggunakan metode dan alat peraga yang sesuai.

Berangkat dari masalah – masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Matematika  pada diri siswa. 

C.    Perumusan masalah


Dari identifikasi masalah, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. maka dapat dikemukakan analisis pemasalahan sebagai berikut :

1.      Metode yang digunakan guru tidak tepat sehingga diperlukan metode yang baru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

2.      Pembelajaran berpusat pada guru,  siswa kurang bisa menginterprestasikan kemampuannya. Sehingga perlu metode yang dapat mengembangkan kemampuan individu maupun kelompok.

3.      Guru sangat dominan sehingga keberhasilan siswa pada saat belajar sangat tergantung kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran. Pada pembelajaran selanjutnya siswa diharapkan untuk lebih aktif baik secara individu maupun kelompok.

4.      Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung, perlu metode interaktif yang mampu menumbuhkan kreatifitas siswa.

            Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang menjadi fokus perbaikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut : “Penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada pokok bahasan Operasi Pada Bentuk Aljabar bagi siswa kelas VIII B Matematika SMP Negeri 2 Randublatung Semester I Tahun Pelajaran 2008/2009”.


D.    Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :

1.      Mendapatkan metode yang tepat dalam membelajarkan Matematika pada materi Gelombang Bunyi.

2.      Meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika pada materi Gelombang Bunyi melalui penggunaan Metode TGT.

3.      Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Matematika

4.      Membangkitkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika



E.     Manfaat Penelitian


                  Dari hasil perbaikan ini diharapkan agar dapat dimanfaatkan oleh guru dan merupakan masukan bagi sistem pengajaran sehingga dapat :

1.      Meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.      Menambah pengetahuan tentang metode belajar yang digunakan oleh guru.

3.      Membangkitkan motivasi belajar khususnya pelajaran Matematika dan umumnya semua mata pelajaran.

4.      Membangun kerjasama antar kelompok siswa.





DAFTAR PUSTAKA

Andi Hakim Nasution. 1982. Landasan Matematika. Jakarta : Bharata Karya Aksara.
Daniel Muijs dan David Reynolds 2008. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi (Edisi ke -2 ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2007, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD,IAIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.
Russeffendi 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudirman, 2007. Cerdas Aktif Matematika. Jakarta : Ganeca Exact.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
JUDUL2 PTK LAINNYA