Pencarian

SELAMAT DATANG

Skripsi TA, Tesis, PTK merupakan salah satu tugas akhir dari setiap mahasiswa S1 maupun S2 dalam rangka memperoleh Gelar Kesarjanaan sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan harus dipertahankan kebenarannya di hadapan Team Penguji.
Skripsi TA, Tesis, PTK pengerjaannya bersifat individual dan tidak dibenarkan menjiplak atau plagiat milik orang lain. Saya sangat tidak mendukung PLAGIAT!!
Namun demikian tidak dpat dipungkiri adanya contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dapat memperlancar proses pengerjaan tugas tersebut, karena dengan adanya contoh Skripsi TA, Tesis, PTK yang sudah jadi mahasiswa bisa memperoleh gambaran tentang tugas yang sedang dikerjakannya dan juga bisa memperoleh inspirasi.
Disamping itu, contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dapat digunakan sebagai pijakan / dasar untuk melakukan penelitian lanjutan, sehingga akan dihasilkan Skripsi TA, Tesis, PTK yang lebih sempurna.

Atas dasar itulah, kami berusaha membantu rekan-rekan menyediakan contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dari berbagai jurusan.
Disini juga saya sediakan makalah dan juga ebook buku2 penunjang dalam pembuatan tugas yang bisa didownload secara GRATIS.

Selamat berselancar di Blog kami, semoga apa yang anda cari ada disini, dan tugas yang sedang anda kerjakan dapat selesai dengan lancar.

Bila Judul Skripsi yang anda cari tidak ada di Blog ini, silahkan tanyakan langsung dengan sms ke HP 0856 0196 7147


SALAM SUKSES BUAT ANDA.


Link-Link DOWNLOAD GRATIS berada menyebar di Seluruh Katalog dan terus bertambah.

Senin, 12 Maret 2012

T-016: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KUALITAS KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS KEBERSIHAN KOTA SEMARANG


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG.
Dinas Kebersihan adalah organisasi pengelola kebersihan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1992 tanggal 8 November 1992 , dimana organisasi tersebut mempunyai fungsi dan tugas membantu Walikota Semarang dalam menyelenggarakan urusan rumah tangga bidang kebersihan kola. Pada hakekatnya kebersihan merupakan salah satu segi kehidupan yang perlu dipeli hares secara berkesinambungan baik oleh Pemerintah Daerah mau pun masyarakat sendiri demi tercapainya lingkungan yang bersih dan sehat. Sehingga untuk mewujudkan Kota Semarang yang bersih dan sehat, telah diatur melalui Peraturan, Daerah Nomor : 6 Tahun 1993 tentang Kebersihan dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.
Kondisi riil kinerja Dinas Kebersihan pada saat ini dalam pengangkutan sampah dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara), ke TPA ( Tempest Pembuangan Akhir ) masih belum, dapat dikatakan maksimal, walaupun, dalam opersionalnya telah didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang sudah berpengalaman. Tingkat kinerja yang telah dicapai tersebut dapat terlihat dari pengangkutan sampah dari TPS ke TPA hanya mampu sekitar 75 % ( 2.625 m3 ) setiap harinya, dari volume sampah di Kota Semarang sebanyak 3.500 m3. Alokasi volume sampah kota yang menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan tersebut belum termasuk sampah yang selama ini pembuangannya dikelola langsung oleh masyarakat secara konvensional, terutama diwilayah pemekaran / pedesaan yang banyaknya mencapai sekitar 25 % dari volume sampah tersebut diatas.
Implikasi dari kinerja Dinas Kebersihan yang belum maksimal tersebut mengakibatkan banyaknya keluhan-keluahan dan banyak nya pengaduan. dari masyarakat atas keterlambatan pengangkutan sampah yang membawa dampak yang lebih lugs. Dimana masyarakat tidak simpatik dan enggan untuk berpatisipasi dalam mendukung program kebersihan kota yang menjadi tanggung jawab Dinas Keber sihan. Dampak yang paling terasa adalah dimana masyarakat tidak tertib dalam membuang sampah, akhirnya akan menyulitkan petugas pemungut sampah (kolektor), sehingga terjadi inefesiensi waktu yang akan mengakibatkan biaya operasional. Dinas Kebersihan semakin membengkak. Tidak menutup kemungkinan masyarakat akan terlambat membayar restribusi yang selama ini menjadi andalan untuk membiayai operasional pengelolaan sampah kota. Belum maksimalnya kinerja karyawan tersebut tidak terlepas dari faktor gaga kepemimpinan yang diterapkan di dings dan tingkat motivasi karyawan sendiri untuk bekerja maksimal dan profesional secara kualitas maupun kuantita. Terlepas dari dug faktor tersebut yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kualitas komunikasi antar karya wan secara indvidual, ataupun komunikasi secara kelompok dalam organisasi belum dibangun secara baik. Sehinggas arus informasi secara horizontal maupun vertikal tidak bedalan lancar. Eksistensi ke tiga faktor tersebut pada kenyataannya mempunyai hubungan yang saling berpengaruh terhadap tingkat kinerja karyawan Dinas Keber sihan Kota Semarang.
Dengan melihat kenyataan diatas maka untuk meningkatkan perlu dibudayakan pola kepemimpinan efektif. Kiranya tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada gaya kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dan dalam, menyelenggarakan berbagai kegiatannya. Karena pemimpin ( Leader ) merupakan tokoh sentral dalam organisasi atau perusahaan, sehingga seorang pemimpin mempunyai Jaya yang luar biasa dalam meng gerakkan sebuah organisasi.
Menurut A.Dale Timpe ( 1.993,ix) bahwa Kepemimpinan tidak sama artinya dengan manajemen. Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang lebih tinggi. Pemimpinlah yang akan menentukan kemana arah dan tujuan internal maupun eksternal,dan menyelaraskan visi/ missi organisasi. Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi, sedangkan manajer hanya memusatkan perhatiannya pada cara-cara agar organisasi dapat mencapai tujuan. Selanjutnya Moh. As'ad ( 1996,bahan kuliah: ke-4) menambahkan bahwa perbedaan Manajer dengan Leadership. Pertama manajer melakukan sesuatu yang benar (doing things right), sementara Lea dership melakukan sesuatu yang menurutnya benar (doing the right things).Kedua manajer selalu mengarah kepada administrasi, semen tara Leadership selalu mengarah kepada pembaharuan,karena me nganut prinsip untuk memajukan perusahaan harus ada perubahan. Ketiga manajer selalu menekankan pemikiran ke arah pemeliharaan ( maintenance ) seperti hardware, software dan lain-lain,sementara leadership selalu berpikir ke arah pengembangan (development), berkreasi sehingga, kreativitas tinggi.
Selanjutnya perbedaan antara manajer dengan Leadership yang keempat,manajer selalu mementingkan system atau struktur,karena manajer mempunyai prinsip semakin tinggi kedudukan seseorang dalam jabatan maka semakin berpengaruh pada pengambilan keputusan, sementara leadership berorientasi kepada orang,bagaimana orang bisa bekerja baik,bagaimana memaksimalkan kemampuan seseorang sehingga pengayaan kerja dan pemekaran kerja berlangsung terus. Kelima, kalau bertanya manajer selalu mengarah kepada bagaimana (how), sementara leadership selalu mengarah kepada apa dan mengapa (what/ why). Keenam,posisi manajer lebih banyak men dorong orang,sementara leadership selalu berdasarkan kepada komitmen pada tugas yaitu kemampuan seseorang mengerjakan tugas. Ke tujuh gaya seorang manajer selalu menekankan kepada kontrol, sementara leadership selalu berusaha memberdayakan manusia. Perbedaan yang lain antara manajer dengan leadership adalah manajer berpikir jangka pendek (shortrange),sementara leadership selalu berpikir ke jangka panjang (Long range ).
Menurut Wahjosumidjo (1992,39),baliwo. pemimpin menetapkan titik sentral dari manajemensedangkan manajemert itu sendiri rnerupa kan titik sentral dari organisasi (administrasi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam melakukan berbagai perubahan menuju organisasi atau perusahaan yang unggul adalah sangat strategic.
Selanjutnya keberhasilan seorang pemimpin organisasi (perusahaan) diidentifikasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,seperti pertama sifat-sifat dari pemimpin,kedua perilaku / situasi dari pemim pin dan ketiga adalah pengaruh dari wibawa seorang pemimpin. Namun dari ketiga faktor penentu tersebut di atas,maka faktor wibawa atau kewibawaan seorang pemimpin merupakan faktor yang paling dominan dalam menciptakan keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin organisasi (perusahaan),kenyataan tersebut sangatlah logic, karena kewibawaan seorang pemimpin, sudah mewadahi atau mengakomondasi dari faktor sifat-sifat dan perilaku seorang pemimpin.
Untuk itu sangatlah logic bila kita ingin. memberdayakan sebuah organisasi atau perusahaan, maka perencanaan, dan implementasi sukses kepemimpinan harus mendapat porsi yang paling tinggi dari semua elemen Sumber Daya Manusia yang ada. di organisasi atau pe rusahaan tersebut guna mencari/menentukan pemimpin yang handal dan pimpinan. yang piawai. Karena kegagalan seorang pemimpin dalam menggerakkan sumber daya yang ada di organisasi atau perusahaan tersebut, maka tidaklah mustahil dapat menyebabkan kegagalan di semua, eleman yang ada di dalam organisasi atau perusahaan tersebut dalam upaya mencapai kinerja organisasi atau perusahaan secara maksimal.
Fenomena tersebut kiranya tidak terlalu sulit kita buktikan. Kita dapat saja mengambil satu organisasi atau perusahaan sebagai sampel untuk melihat grafik kemajuan dan perkembangan sebuah organisasi atau perusahaan. Dimana dalam perjalanan” hidupnya” ( life cycle ) sebuah organisasi atau perusahaan tersebut seperti gelombang yang terkadang naik dan terkadang turun,adanva nuansa naik turunnya tersebut berbarengan dengan pergantian pimpinan di organisasi atau perusahaan tersebut. Dengan dernikian dapat kita lihat demikian besamya pengaruh seorang pimpinan atau pemimpin dalam menciptakan irama organisasi atau perusahaan menuju kesuksesan.
Seperti yang sudah disinggung di alas bahwa kehandalan seorang pemimpin di pengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah faktor perilaku seorang pimpinan,gaya kepemimpinan dan kewibawaan seorang pimpinan. Kesemuanya itu akan memberikan kontribusi secara simultan dan sinergi dalam bentuk meningkatkan motivasi kerja bawahannya atau pekerja untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan prestasi kerjanya,dengan demikian akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas di organisasi atau perusahaan tersebut. Adanya peningkatan produktivitas di dalam organisasi atau perusahaan tentunya bentuk nyata dari adanya pemberdayaan dari sebuah organisasi atau perusahaan.
Untuk itu seorang pemimpin yang ideal harus mampu memberikan motivasi kepada karyawan agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan organisasi yang lebih luas dalama organisasi tidak hanya dibutuhkan seorang yang pintar,cerdas dan lain-lain, tetapi lebih dari itu yaitu karyawan yang bermotivasi tinggi untuk maju. Tidak menutup kemungkinan apabila dalam organisasi terdapat atau sebagaian besar karyawannya memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja lebih keras, maka kinerja organisasi itu sendiri akan meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja karyawan.
Adanya usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh pimpinan untuk memacu motivasi dan meningkatkan prestasi kerja bawahan yang secara koinulatif tentunya akan meningkatkan pefomiance organisasi atau perusahaan itu sendiri. Selanjutnya bahwa riset mengenai pemimpinan belum dapat mengungkapkan satu sifat yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil, melainkan menemukan sejumlah cirri - ciri umum yang mereka miliki. Setiap pemimpin memiliki gaya yang berbeda apakah demokratis, otoriter atau kebapakan. Tetapi ada satu aspek kepemimpinan yang menonjol yaitu pancaran kewibawaan. Dan salah satu permasalahan penting bagi suatu organisasi adalah bagaimana memberikan motivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Dalam hal. ini bagi pemimpin dihadapkan pada persoalan bagaimana dapat menciptakan suatu situasi agar bawahan dapat memperoleh kepuasan individuainya dan bagaimana caranya memotivasi agar karyawan mau bekerja berdasarkan keinginan dan. motif berkreasi yang tinggi ( Widjaja, 1986; 17)
Faktor yang tidak kalah pentingnva dalam rangka untuk memacu peningkatan kinerja karyawan selain faktor kepemimpinan dan motivasi yang dimiliki. Oleh  karyawan, adalah kualitas komunikasi yang dibangun dalam organisasi. Karena sistem komunikasi yang yang dibangun akan menunjang kelancaran arus informasi yang harus diterima dan akan disampaikan oleh karyawan secara vertikal maupun hrizontal.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan mengambil judul “ HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KUALITAS KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS KEBERSIHAN KOTA SEMARANG”.

B.     DEFINISI ISTILAH
1.      Gaya Kepemimpinan
Kepernimpinan adalah gaya seorang pimpinan yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan dari bawahan hingga dapat menggerakkan mereka kearah pencapaian tujuan ( Dann Suganda, 1986, 61-62) Keberhasilan seorang pimpinan untuk menggerakkan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi sangat ditentukan oleh type kepemimpinan dari pimpinan organisasi tersebut. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kinerja yang dicapai oleh Dinas Kebersihan Kota Semarang sangat ditentukan oleh penerapan type kepemimpinan.
2.      Motivasi
Motivasi adalah pemberian dorongan kepada motif, entah dari dalam maupun luar untuk mencapai suatu tujuan ( Martaniah, 1972, 72). Motivasi juga dapat membangkitkan , mempertahankan serta mengarahkan tingkah laku seseorang berdasarkan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan demikian maka motivasi dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan tingkah laku dan perbedaan tersebut dapat menjadi karakter khusus dari kepribadian. Berkaitan dengan penelitian ini dapat dijelaskan bahwa kinega organisasi dalam hal Dinas Kebersihan Kota Semarang, sangat dipengaruhi dan tentukan oleh sampai sejauh mana motivasi karyawan instansi tersebut untuk meningkat kan kinerjanya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibe bankan kepada karyawan tersebut.
3.      Kualitas Komunikasi.
Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda-tancia tang sarna ( Gibson, 1996). Komunikasi menyangkut usaha mentransmisi kejelasan informasi atau gagasan dari seseorang kepada orang lain, sehingga penerima mengertikan informasi atau gagasan yang disampaikan. Dengan demikian maka tingkat kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang dibangun dimana karyawan bekerja. Organisasi yang ideal didalamnya harus dibangun sistem komunikasi dua arah yang saling mendukung. Dalam arti bahwa komunikasi horizontal (antar karyawan) dan vertikal ( karyawan dengan pimpinan) dibangun seca ra seimbang
4.      Kinerja
Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam bidang pekerjaan menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh orang tertentu. Menurut Flipo ( 1984) bahwa seorang agar mencapai kinerja yang tinggi tergentung pada kerja sama, kepribadian, kepandaian, kepemimpinan, kehadiran, kesetiaan, ketangguhan dan inisiatif. Dalam penelitian ini tingkat kinerja karyawan akan dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan, motivasi dan komunikasi yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Semarang
5.      Karyawan Dinas
Karyawan adalah sejumlah orang yang menjadi bagian dari organisasi Dinas Kebersihan, dimana telah orang tersebut bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Karyawan Dinas Kebersihan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dengan berbagai jenjang jabatan/eselon, golongan/ kepangkatannya dan karvawan honorrer/ tenaga harian. lepas.

C.    RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana hubungan gaya kepemimpinan, motivasi dan kualiatas komunikasi secara serentak terhadap kinerja.
2.      Sampai sejauh mana hubungan gaya kepernim-pinan terhadap kinerja karyawan dilingkungan Dinas Kebersihan Kota Semarang dan gaya kepemimpinan apa yang dominant.
3.      Bagaimana hubungan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dilingkungan Dinas Kebersihan Kota Semarang
4.      Bagaimana hubungan kualitas koruu ikasi terhadap kinerja kar yawan di lingkungan Dinas Kebersihan Kota Semarang

D.    TUJUAN PENELITIAN
  1. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara gayer kepemimpinan , motivasi kerja dan kualitas komunikasi secara serentak terhadap kinerja karyawan.
  2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
  3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan motivasi terhadap kinerja karyawan.
  4. Untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan komunikasi terhadap kinerja karyawan

E.     MANFAAT PENELITIAN.
Dari penelitian dimaksud akan dapat diperoleh beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Dinas Kebersihan Kota Semarang, dalam pengambilan kebijakan sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan dan meningkatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
2.      Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memperluas ilmu pengetahuan dan penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama mengikuti kuliah pada Program Magister Manajemen dengan konsentrasi Sumber Daya Manusia.
3.      Bagi penulis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan tugas akhir (thesis) yang merupakan persyaratan kelulusan kuliah, pada Program Magister Manajemen Univeritas Islam Indonesia (UTI) Yogyakarta.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887





Tidak ada komentar:

Posting Komentar