BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan
diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan
perubahan dalam diri siswa yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat
dalam kehidupan masyarakat. Pembelajaran bertugas mengarahkan proses ini agar
sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sesuai yang diinginkan. Pengembangan
kurikulum terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran
yang baik sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran guru seringkali menggunakan beberapa metode yang
bervariasi. Pemilihan berbagai metode pembelajaran yang banyak jenisnya tentu
harus dipertimbangkan sebelum digunakan. Dalam penggunaan metode yang
bervariasi kekurangan suatu metode dapat ditutup dengan metode mengajar yang
lain sehingga guru dapat menggunakan beberapa metode mengajar dalam melakukan
proses belajar mengajar. Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan beberapa
hal seperti materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang
tersedia dan siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Pendekatan
kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang akhir-akhir ini sering
digunakan. Pendekatan ini lebih menekankan kerja sama antar siswa. Kelas dibagi
menjadi kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa yang bekerja
sama dalam satu perencanaan kegiatan mengajar. Setiap anggota kelompok
diharapkan dapat saling bekerja sama secara sportif satu sama lain dan
bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun pada anggota dalam satu
kelompok. (Lie, 2008: 24)
Salah satu
teknik dalam pembelajaran kooperatif adalah dengan pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning-CTL). Dalam
proses pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih ditekakan pentingnya lingkungan
alamiah yang diciptakan dalam setiap kegiatan pembelajaran, agar kelas lebih
‘hidup’ dan lebih ‘bermakna’. Pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan
ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa untuk menguatkan, memperluas,
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam situasi dan
masalah yang memang ada dalam keseharian siswa. Pembelajaran CTL tidak hanya
menuntun siswa mengukuti pembelajaran dengan konteks lingkungannya, namun juga
menuntun siswa mengeksplorasi makna ‘konteks’ itu sendiri dimana tujuannya
untuk menyadarkan siswa bahwa mereka memiliki kemampuan dan tanggung jawab
untuk mempengaruhi dan membentuk susunan konteks yang beragam mulai dari
keluarga, ruang kelas, kelompok, tempat kerja, komunitas dalam suatu tatanan
skosistem.
Beberapa
alasan CTL dapat berhasil dalam pembelajaran karena sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, pendekatan CTL mampu mengaitkan inforamasi baru dengan
pengetahuan yang sudah ada, sesuai dengan cara kerja alam, sehingga penerapan
CTL diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih efektif dan efesien.
Khususnya kemampuan membaca
siswa yang merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah tindakan
terpisah yang mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan.
Membaca juga suatu kesatuan kegiatan seperti mengenali huruf dan kata–kata,
menghubungkanya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai
makna tulisan baru.
Mata Pelajaran Fisika tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas XII merupakan merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) , yaitu sutau Ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena
alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hokum smesta.Objek
Fisika meliputi mempelajari karakter , gejala dan peristiwa yang terjadi atau
terkandung dalam benda - benda mati atau benda yang tidak melakukan
pengembangan diri.
Masalah utama
dalam pembelajaran Fisika ialah mencari metode atau model pembelajaran yang
dapat menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan
nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa, sehingga siswa mampu
mengimplementasikan hakekat nilai dalam kehidupan sehari-hari. Materi gelombang
berjalan menekankan pada penerapan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan produk teknologi
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas tentang “Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Dalam Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar Fisika pada Pokok Bahasa Gelombang Berjalan bagi Siswa Kelas XII IPA
SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009”.
B. Identifikasi Masalah
Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar fisika
pada siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan baik dari
diri siswa atau dari luar siswa. Beberapa masalah yang berhubungan dengan upaya
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi fisika antara lain: siswa, guru,
suasana kelas dan penerapan strategi pembelajaran. Selain itu masih banyak lagi
masalah yang dapat dikemukakan dan yang herhubungan dengan upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam mengikuti
pelajaran Fisika pada materi gelombang berjalan. Berdasarkan latar belakang
masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dipandang cukup penting untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas tentang " Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Pengajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Dalam Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar Fisika pada Pokok Bahasa Gelombang Berjalan bagi Siswa Kelas XII IPA
SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009".
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan judul di atas
sangat luas, sehingga tidalc mungkin semua permasalahan itu dapat
terselesaikan. Oleh karena itu perlu pembatasan dan pemfokusan masalah sehingga
yang diteliti lebih jelas dan kesalah-pahaman dapat dihindari. Dalam penelitian
ini penulis membatasi variabel penelitian sebanyak dua jenis.
1. Variabel penggunaan strategi Contextual
Teaching and Learning sebagai variabel bebas. Adapun yang menjadi bagian
dari variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Siswa SMA Negeri 7 Surakarta
b. Kelas XII IPA Semester 2
c. Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Gelombang
Berjalan
2. Variabel prestasi belajar Fisika sebagai variabel terikat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas
maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: "Apakah penggunaan
pendekatan pembelajaran contextual
teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika pada pokok
bahasan gelombang berjalan bagi siswa kelas XII IPA SMA Negeri 7 Surakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009?
E. Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
a. Untuk memperbaiki tingkat pemahaman siswa pada pelajaran
fisika
b. Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalarn proses
kegiatan pembelajaran fisika
2.
Tujuan
Khusus
Untuk meningkatkan prestasi belajar fisika pada
pokok bahasan gelombang berjalan
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
teoritis
a. Dari hasil penelitian diharapkan mendapatkan teori
baru tentang peningkatan prestasi belajar fisika siswa melalui metode contextual teaching and learning..
b. Sebagai dasar untuk kegiatan selanjutnya yang
sejenis.
2.
Manfaat
praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan nilai tambah dalam
memahami pelajaran fisika pada materi gelombang berjalan
b. Bagi guru, sebagai bahan evaluasi terhadap
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah, memberikan input yang bermanfaat
untuk bahan pertimbangan dalam melaksanakan program kegiatan belajar bagi siswa
di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
|
Arifin, Zainal. 1998. Evaluasi Instruksional Prinsip dan Prosedur. Bandung : CV Karya
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif Jakarta:
Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya. University Press
Johnson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching and Learning. Bandung : Mizan
Learning Center
(MLC)
Lie, Anita. 2008. Cooperatif
Learning. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
Martinis Yamin. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Melvin K. Silberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktiv.
Bandung:
Nusamedia
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta:
Kencana.
Slavin, Robert. 1994. Cooperatif
Learning. (Terjemahan Agus Susanto). Boston University
Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Umaedi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama.
KEMBALI KE HALAMAN AWAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar