ABSTRAK
Marniyah, 2006. Meminimalkan kesulitan belajar materi persamaan garis
lurus pada siswa kelas VIII – E SMP Negeri 4 Sidoarjo, dengan pendekatan
konstruktivis, laporan penelitian, Sidoarjo
Kata kunci : kesulitan belajar; pendekatan konstruktivis;
persamaan garis lurus
Matematika
merupakan mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari, bahwa tidak menarik
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, hanya sedikit sekali siswa yang
menyukainya, ini terbukti dengan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa selalu
rendah.
Untuk
mengubah pandangan tersebut diperlukan suatu cara yang bisa membuat siswa
tertarik untuk mempelajari matematika. Belajar merupakan proses yang membuat
seseorang mengalami perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan dan
sikap sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya, dengan demikian orang
yang belajar merupakan orang yang mengalami sendiri proses pembelajaran
tersebut. Pembelajaran matematika harus dapat dikemas dalam bentuk yang
menyenangkan dan melibatkan semua siswa secara aktif, sehingga siswa memperoleh
sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya.
Penelitian
ini bertujuan untuk meminimalkan kesulitan belajar siswa dalam bidang studi
matematika, kegiatannya dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dengan
memaksimalkan keaktifan siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motifator.
Dalam pembelajaran konstruktivis siswa belajar dengan mengalami sendiri dan
membangun pengetahuan sendiri dari pengalaman yang dialaminya, dan pada
akhirnya belajarnya bermakna, bila belajarnya bermakna maka kesulitan belajar
siswa teratasi.
Penelitian
ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap
Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi. Sedangkan pendekatan pembelajaran
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis melalui Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) yang peneliti buat secara berstruktur sehingga siswa bisa
membangun pengetahuannya sendiri dengan jalan menyelesaikan LKS secara
berkelompok. Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dengan nilai tes,
observasi dan angket, dimana fungsi dari data yang telah diperoleh sebagai
berikut:
-
Nilai tes untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
-
Observasi untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan
-
Angket untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis.
Kriteria
keberhasilan penelitian tindakan ini penulis tentukan sebagai berikut:
Siswa
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran yang peneliti lakukan jika: (1) Nilai
hasil test mencapai ≥ 67,55, (2) Nilai afektif dari hasil observasi terhadap
proses pembelajaran mencapai ≥ 13, (3) Nilai angket untuk mengetahui respons
siswa dalam pembelajaran mencapai ≥ 26.
Penelitian
ini dinyatakan berhasil jika terjadi siswa yang dinyatakan berhasil dalam
pembelajaran dari siklus I s.d. siklus III pada tiga penilaian yang penulis
tetapkan terhadap penelitian tindakan ini mengalami peningkatan (jumlahnya
semakin banyak).
Dari
hasil peneleitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh ≥ 67,55 pada silus I sebesar
16 siswa (40 %), siklus II sebesar 27 siswa (67,5 %) dan siklus III sebesar 34
siswa (85 %). Dari hasil observasi diperoleh gambaran adanya peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada siklus I sebesar 17 siswa (42,5 %),
siklus II sebesar 26 siswa (65 %) dan siklus III sebesar 34 siswa (85 %).
Adapun hasil dari angket tentang respoons siswa terhadap pembelajaran diperoleh
gambaran pada siklus I I sebesar 19 siswa (47,5 %), siklus II sebesar 27 siswa
(72,5 %) dan siklus III sebesar 35 siswa (87,5 %).
Dalam
pembelajaran persamaan garis lurus dengan pendekatan kostruktivis dapat
meminimalkan kesulitan belajar siswa terbukti dengan meningkatnya hasil belajar
dari siklus I s.d. siklus III hasilnya selalu meningkat dengan kata lain anak
yang mengalami kesulitan belajar berkurang, sedangkan dari hasil observasi yang
diperoleh peningkatan aktivitas, siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Adapun dari angket diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan
pendekatan kostruktivis meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran, dan
memacu siswa untuk belajar mengkonstruksi sendiri materi pelajaran yang sedang
dipelajari dan bila mengalami kesulitan siswa dibantu teman sekelompoknya yang
terlebih dahulu memahami materi yang dipelajari dan bila dalam suatu kelompopk
tidak ada yang bisa menyelesaikan kesulitan yang dihadapi langsung bertanya
pada guru.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto S, Suhardjono, Supardi. 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
Bumi Aksara.
Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). 1994.
Garis-garis Besar Program Pengajaran, Jakarta
: Depdikbud.
Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). 1994.
Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar, Jakarta : Depdikbud.
Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah. 2003. Standar Kompetensi, Jakarta
: Departemen Pendidikan Nasional.
Lambas, dkk, 2004. Materi
Pelatihan Terintegrasi Buku 3, Modul 25, Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama.
Nurhadi. 2002. Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL), Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
Nurhadi, Yasin B, Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Malang : Penerbit UM.
Sungkowo. 2003. Pendekatan
Kontekstual, Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar