Pencarian

SELAMAT DATANG

Skripsi TA, Tesis, PTK merupakan salah satu tugas akhir dari setiap mahasiswa S1 maupun S2 dalam rangka memperoleh Gelar Kesarjanaan sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan harus dipertahankan kebenarannya di hadapan Team Penguji.
Skripsi TA, Tesis, PTK pengerjaannya bersifat individual dan tidak dibenarkan menjiplak atau plagiat milik orang lain. Saya sangat tidak mendukung PLAGIAT!!
Namun demikian tidak dpat dipungkiri adanya contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dapat memperlancar proses pengerjaan tugas tersebut, karena dengan adanya contoh Skripsi TA, Tesis, PTK yang sudah jadi mahasiswa bisa memperoleh gambaran tentang tugas yang sedang dikerjakannya dan juga bisa memperoleh inspirasi.
Disamping itu, contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dapat digunakan sebagai pijakan / dasar untuk melakukan penelitian lanjutan, sehingga akan dihasilkan Skripsi TA, Tesis, PTK yang lebih sempurna.

Atas dasar itulah, kami berusaha membantu rekan-rekan menyediakan contoh-contoh Skripsi TA, Tesis, PTK dari berbagai jurusan.
Disini juga saya sediakan makalah dan juga ebook buku2 penunjang dalam pembuatan tugas yang bisa didownload secara GRATIS.

Selamat berselancar di Blog kami, semoga apa yang anda cari ada disini, dan tugas yang sedang anda kerjakan dapat selesai dengan lancar.

Bila Judul Skripsi yang anda cari tidak ada di Blog ini, silahkan tanyakan langsung dengan sms ke HP 0856 0196 7147


SALAM SUKSES BUAT ANDA.


Link-Link DOWNLOAD GRATIS berada menyebar di Seluruh Katalog dan terus bertambah.

Senin, 31 Oktober 2011

PTK SMA 018 : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF KELOMPOK BELAJAR MODEL JIGSAW SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 4 MADIUN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2007/2008


ABSTRAK

 Tujuan Penelitian ini adalah: 1. Melalui metode eksperimen dapat menumbuhkan minat belajar Biologi Materi Keanekaragaman Hayati pada siswa Kelas X-2 SMA Negeri 4 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2008/2009; 2. Melalui metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi Materi Keanekaragaman Hayati pada siswa Kelas X-2 SMA Negeri 4 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2008/2009.


            Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 4 Madiun. Penelitian ini dilaksanakan pada 21 Agustus 2008 sampai dengan 21 Oktober 2008. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas X-2 SMA Negeri 4 Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari  2 siklus.


            Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Hasil penelitian: Pra siklus: Penguasaan materi Biologi sebelum diadakan perbaikan pembelajaran (pra siklus) dan siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 15 dari 39 siswa atau 32% dan yang tidak tuntas adalah 18 dari 29 siswa atau 62%; Pada siklus I siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 28 dari 39 siswa atau 72% dan yang tidak tuntas adalah 11 dari 39 siswa atau 28%; Pada Siklus II, Siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 37 dari 39 siswa atau 95% dan yang tidak tuntas adalah 2 dari 39 siswa atau 5%. Berdasarkan hasil penelitian Siklus I dan Siklus II, maka hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa, “Penerapan metode belajar kelompok kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi pada materi Keanekaragaman Hayati siswa Kelas X-2 SMA Negeri 4 Madiun, Semester II Tahun Pelajaran 2007/2008 ”, terbukti kebenarannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2005. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.
Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball, 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Koko Martono, R. Eryanto, Firman Syah Noor.. 2007. Biologi dan Kecakapan Hidup, Untuk SMA 12A. Bandung : Ganeca Exact.
Kusmana Pachrudin, E., 1985, Proses Belajar Mengajar : Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, IKIP Bandung.
Madyo Ekosusilo, dan Kasihadi, 2000. Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang, Penerbit Effhar Publishing.
Moedjiono dan Dimyati, Moh., 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dikti, Depdikbud.
Martinis Yamin. H. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Penerbit Gaung Persada Press.
Sriyono, dkk., 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, dkk., 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 


Untk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
KEMBALI KE HALAMAN AWAL

Sabtu, 29 Oktober 2011

PTK SMA 016: Penggunaan Metode Team Teaching Dan Diskusi Kelompok Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Vektor Bagi Siswa Kelas XII IA 1 SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007

ABSTRAK

               Tujuan Penelitian ini adalah untuk 1. Mngetahui penggunaan metode team teaching dan diskusi kelompok terahdap efektifitas pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun. Semester I Tahun pelajaran 2006/2007. 2. Mengetahui penggunaan metode team teaching dan diskusi kelompok terhadap peningkatan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun pelajaran 2006/2007.

            Penelitian ini mengambil lokasi di SMAN 1 Madiun. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan September 2006 s. d. November 2006. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XII IA.1 SMAN 1 Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.

              Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas: Pada pra siklus 25 siswa atau 62,5% tidak tuntas dan 15 siswa atau 37,5% tuntas.  Siklus I adalah sebanyak 22 siswa atau 55% tuntas dan 18 siswa atau 45% tidak tuntas. Siklus II sebanyak 34 siswa atau 85% tuntas dan 6 siswa atau 15% tidak tuntas. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas maka hipotesis yang mengatakan: 1. Dengan metode Team Teaching dan Diskusi Kelompok akan efektif dalam pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun terbukti kebenarannya. 2. Dengan metode Team Teaching dan Diskusi Kelompok dapat meningkatkan Prestasi belajar Pokok Bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun pelajaran 2006/2007, terbukti kebenarannya.


 

DAFTAR PUSTAKA

Choiriyah, Siti. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata
Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball, 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Kuntarti, Sulistyono, Sri Kurnianingsih. 2004. Matematika SMA. Untuk Kelas X Program Ilmu Alam. Jakarta : Gelora Aksara Pratama.
Kusmana Pachrudin, E., 1985, Proses Belajar Mengajar : Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, FPIPS IKIP Bandung.
Madyo Ekosusilo, dan Kasihadi, 2000. Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang, Penerbit Effhar Publishing.
Moedjiono dan Dimyati, Moh. , 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dikti, Depdikbud.
Martinis Yamin. H. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Penerbit Gaung Persada Press.
Sriyono, dkk., 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
Suryadi, Didi. 1997. Alat Peraga dan Pengajaran Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
Tri Wahyono. 2004. Matematika SMA. Untuk Kelas X Program Ilmu Alam. Surakarta : Penerbit PT. Mefi Caraka
UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
KEMBALI KE HALAMAN AWAL

PTK SMA 015: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Suku Banyak Melalui Metode Kerja Kelompok Bagi Siswa Kelas III IPA 2 SMU Negeri 1 Madiun Pada Semester II Tahun Pelajaran 2003/2004



 ABSTRAK

              Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMU Negeri 1 Madiun. 2. Meningkatkan kemampuan siswa SMU Negeri 1 Madiun khususnya kelas III IPA 2 dalam memahami konsep Suku Banyak. 3. Membangkitkan minat belajar siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih optimal. 4. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang ditampakkan pada keaktifan siswa dalam kelompoknya.

              Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Pebruari sampai dengan April 2004. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa SMUN 1 Madiun pada kelas III IPA 2 Semester II Tahun Pelajaran 2003/2004. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.

              Hasil penelitian: Pada kondisi awal/pra siklus, 21 siswa atau 47% tidak tuntas dan 24 siswa atau 53% tuntas. Hasil siklus I adalah sebanyak 33 siswa atau 73% tuntas, sedangkan 12 siswa atau 27% siswa tidak tuntas. Sementara rata-rata prestasi belajar 67,2 berada di bawah rata-rata 70. Pada Siklus II sebanyak 37 siswa atau 82% tuntas dan 8 siswa atau 18% tidak tuntas. Ketuntasan 82% yang berada di atas 75% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode kerja kelompok telah berhasil. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang mengatakan: “Dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada konsep Suku Banyak bagi siswa kelas III IPA 2 SMU Negeri 1 Madiun Semester II Tahun Pelajaran 2003/2004”, terbukti kebenarannya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2005. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.
Arifin Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya
Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball. 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Koko Martono, R. Eryanto, Firman Syah Noor, (2007). Matematika dan Kecakapan Hidup, Untuk SMA 12A. Bandung : Ganeca Exact.
Prasetyawan Irawan, dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruktisional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rini Budiharti. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Surakarta :  UNS Press.
Siti Choiriyah. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata
UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
KEMBALI KE HALAMAN AWAL

Jumat, 28 Oktober 2011

PTK SMA 014: Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika materi suku banyak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw Pada SMAN 2 Madiun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas. Sesuai dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan bahwa, “Pendidikan Matematika  adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).
Pada SMAN 2 Madiun   sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran Matematika , peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Melihat kondisi ini, peneliti berusaha untuk mencarikan model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran diskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di SMAN 2 Madiun dalam pembelajaran Matematika  sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMAN 2 Madiun masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa SMAN 2 Madiun   dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester 1 kelas XI – IA - 3 tahun pelajaran 2006/2007
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran Matematika yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab, baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif Jigsaw dibanding dengan diskusi yaitu seluruh anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung jawab kelompok. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sebuah judul yaitu: “Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika materi suku banyak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw”. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SMAN 2 Madiun  , diharapkan aktivitas siswa meningkat.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran.
2.      Siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat.
3.      Adanya siswa beranggapan bahwa dalam belajar kelompok tidak perlu semua bekerja.
4.      Adanya siswa yang suka membicarakan hal lain, yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok.
5.      Tanggung jawab siswa terhadap tugas masih rendah.
6.      Adanya anggota kelompok yang tidak mau menerima pendapat teman.

C.    Pembatasan Masalah
Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi batasan masalah:
1.      Siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat.
2.      Tanggung jawab siswa terhadap tugas masih rendah.
3.      Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan dalam pembelajaran Matematika  dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Sejauh mana manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pembelajaran Matematika ?
2.      Sejauh mana aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
3.      Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran?

E.     Tujuan Penelitian
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Mendapatkan cara yang lebih efektif dalam membelajarkan Matematika  pada materi suku banyak
2.      Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika  khususnya dalam materi suku banyak melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw.
3.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika  
4.      Membangkitkan minat siswa untuk menyukai mata pelajaran Matematika  

F.     Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1.      Bagi Siswa
a.       Memberikan suasana pembelajaran yang menggairahkan
b.      Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok itu cukup dikerjakan oleh satu atau dua orang saja
c.       Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif
d.      Memupuk tanggung jawab individu maupun kelompok
2.      Bagi Guru
a.       Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
b.      Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa
3.      Bagi Sekolah
Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anton M Mulyono, 2000, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Depdikbud, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdikbud
Depdiknas, 2005, Pendidikan Matematika , Kurikulum dan Silabus Pendidikan Matematika , Jakarta : Depdiknas
Depdiknas, 2005, Pendidikan Matematika , Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Matematika , Jakarta : Depdiknas
Johnson DW & Johnson, R, T (1991) Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts
Oemar Hamalik, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara
Sardiman, A.M, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Suharsimi Arikunto, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
Team Pelatih Penelitian Tindakan, 2000, Penelitian Tindakan (Action Research), Universitas Negeri Yogyakarta
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 2003, Jakarta : Depdiknas
Wina Senjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prima

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
KEMBALI KE HALAMAN AWAL