ABSTRAK
Karya Sastra pada dasarnya
diciptakan oleh pengarang (sastrawan) untuk dinikmati, dipahami, dan
dimanfaatkan oleh peminat sastra (masyarakat).
Setelah dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat, kemungkinan
besar mereka berusaha untuk memilikinya.
Pada
zaman dahulu sebelum ada mesin cetak usaha tersebut. Dengan adanya tradisi selain-menyalin itulah,
mengakibatkan karya sastra itu mengalami penyimpangan dari aslinya. Penyimpangan tersebut disengaja maupun tidak
tergantung kepandaian dan ketelitian dari penyalinannya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini yang
menjadi pokok permasalahannya adalah ingin mengkaji teks Serat Sulut Gontor
secara Filologis, dengan tujuan untuk mendapatkan suntingan teks Serat Suluk
Gontor yang mendekati aslinya. Disamping
itu juga berkeinginan mengungkapkan isi yang terkandung di dalam Serat Suluk
Gontor, agar dapat dipakai sebagai pedoman atau petunjuk dalam kehidupan sehari
– hari apabila diperlukan.
Penulis dalam awal penelitian ini
mengadakan inventarisasi terhadap teks Serat Suluk Gontor di berbagai tempat
koleksi Naskah, yaitu di Surakarta dan Yogyakarta. Dari hasil penelusuran atau inventarisasi
tersebut penulis menemukan dua buah teks yang berjudul Serat Suluk Gontot. Teks tersebut terdapat dalam bendel naskah
Serat Suluk Warna-warni koleksi perpustakaan dan bandel naskah Serat Suluk
Peksi koleksi Perpustakaan Sanapustaka Kraton Surakarta dengan nomor kodeks 286
Ra.
Penelitian ini, agar tidak
menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan beberapa cara untuk
memecahkan masalah, yaitu teknik pengumpulan data dan teknik analisis
data. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik pustaka, sedangkan dalam analisis data menggunakan metode
kritik teks dan metode deskriptif.
Dari hasil analisis tersebtu
ternyata naksah Serat Suluk Warna-warni koleksi Perpustakaan Peksapustaka
Mangkunegaran dengan nomor kondeks A. 64 merupakan naskah yang dipandang lebih
kuat mendekati aslinya, baik dari segi isi, umur, maupun sastranya. Setelah diadakan pengkajian atau perbandingan
teks tersebut, jelas yang disunting dapat terbebas dari kesalahan dan
penyimpangan, selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk analisis teks. Isi Surat Suluk Gontor, setelah di analisis
mengandung ajaran tentang hakikat Tuhan, hakikat manusia, ajaran ketauhidan,
ajaran moral, dan unsur-unsur mistik Islam.
Adapun unsur-unsur mistik Islam yang terdapat dalam Surat Suluk Gontor,
yaitu ajaran kesetiaan murid pada guru dan ajran menjalankan selat.
Pada dasarnya ajaran Suluk itu
merupakan warisan budaya nenek moyang pada masa lampau, khususnya di bidang
rokhani, yang isinya mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan
hubungan manusia dengan manusia. Apabila
semua manusia sudah menjalankan kedua jiwanya, caranya dengan beribadat dan
melakukan semua tindakan yang bersifat tepuji.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah Ciptoprawiro. 1986. Filsafat Jawa. Jakarta :
Gunung Agung.
Abdul Karim as Salawy. 1986. Titik Persimpangan Tasawuf
dan Kebatinan. Pekalongan: Bahagia.
Achadiati Ikram. 1980. “Perlunya Memelihara Sastra Lama”
Analisis Kebudayaan. Tahun I No. 3 Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Annemarie Schimmel. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
Balai Pustaka. 1932. Jidwal Memindahkan Tahoen Djawa dari
Arab ke Tahoen Masehi. Batavia Centrum.
Budiono Herusatoto. 1984. Simbolisme dalam Budaya Jawa.
Yogyakarta: Hanidita.
Darusuprapta. 1984. “Beberapa Masalah Kebahasaan dalam
Penelitian Naskah”. Widyaparwa. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
-------. 1990. Ajaran Moral. Ajaran Moral dalam Sastra
Suluk. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Edwar Djamaris. 1977. “Filologi dan Cara
Kerja Penelitian Filologi”. Bahasa dan Sastra. Tahun III No. 1 Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Franz Magnis Suseno. 1984. Etika Jawa. Jakarta.:
Gramedia.
--------. 1985. Kuasa dan Moral. Jakarta: Gramedia
Girardet, Nikolaus. 1983. Descriptive Catalogue of the
Javanes Manuscripts and Printed Books in the Main Liberaries of Surakarta and
Yogyakarta. Wsbaden : Franz Stener Verlag
Hakim Abdul Hamid. 1982. Aspek – aspek Pokok Agama Islam.
Jakarta: Pustakajaya.
HAMKA. 1981. Tasauf Modern. Jakarta : Yayasan Nurul
Islam.
Hamzah Y’qub. 1973. Fisalfat Ketuhanan Yang Mahaeas.
Bandung : Alma’Arif.
Harun Hadiwijono. 1983. Konsepsi tentang Manusia dalam
Kebatinan Jawa. Jakarta : Sinar Harapan.
-----. 1985. Kebatinan Jawa abad XIX. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
Harun Nasution. 1990. Fasafat dan Mitisisme dalam
Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Haryati Soebadio. 1975. “Penelitian Naskah Indonesia”.
Bulletin Ypaerna tahun II nomor 7.
Istadiyantha. 1988. “Peranan Ilmu Tasawuf Terhadap
Studi Sastra dan Filologi”. Makalah Seminar Fakultas Sastra Universitas
Sebelas Maret.
Kahar Masyhur. 1987. Membina Moral dan Akhlak.
Jakarta : Kalam Mulia
Kartini Kartono. 1976. Pengantar Metodologi Research.
Bandung : Alumni.
Koentjaraningrat.1983 A. Kebudayaan
Mentalitas dan Pembangunana. Jakarta : Gramedia.
-----------, 1983 B. Metode-metode
Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia
-----------, 1984. Kebudayaan
Jawa. Jakarta : Balai Pustaka.
Nasution. 1982. Metode Research
Penelitian Ilmiah. Bandung : Jammars.
Niels Mulder. 1984. Kebatinan dan
Hidup sehari-hari Orang Jawa Kelangsungan dan Perubahan Kultural. Jakarta :
Gramedia.
----------, 1986. Kepribadian
Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Panuti Sujiman. 1986. Kamus
Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia
Poedjawijatno. 1971. Pembimbing
ke Arah Filsafat. Jakarta : Pembanguan.
Proyek Pengadaan Kitab Suci
Al-Qur’an. 1981. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Departemen Agama R.I.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1980. Pedoman Pembentukan Istilah. Jakarta : Balai Pustoko.
Sadtono. 1985. Pedoman
Penerjemahan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Simuh, 1984. Aspek Mistik Islam
dalam Wirid Hidayat Jati. Yogyakarta : Muja-muja.
Siti Baroroh Baried dkk. 1985.Pengantar
Teori Filologi. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
Seodarsono. 1985. Keadaan dan
Perkembangan Bahasa Sastra Etikda dan Tatakrama dan Seni Pertunjukan Jawa Bali
dan Sunda. Yogyakarta : Proyek penelitian dan Pengkajian Kebudayaan
Nusantara Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
S. Padmosoekatjo. 1985. Ngengrengan
Kesusastraan Djawi II. Yogyakarta : Hien Hoo Sing.
S. Prawiroatjomo. 1988. Buasastra
Jawa-Indonesia Jilid I dan II. Jakarta : Gunung Agung.
Sri Mulyono. 1983. Simbolis dan Mistikisme dalam Wayang.
Jakarta : Gunung Agung.
------------, 1987. Wayang dan
Filsafat Nusantara. Jakarta : Gunung Agung.,
Sulaiman Rasjid, 1976. Fiqh Islam.
Jakarta : Attahariyah.
Sunoto, 1984. Mengenal Filsafat
Pancasila. Yogyakarta : Hanindita.
Suwito dkk. 1985. Pedoman
Penulisan Skripsi. Surakarta : Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret.
Teeuw, Andreas. 1984. Sastra dan
Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya.
Winter CF. 1987. Kamus Kawi-Jawi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
W.J.S. Poerwadarminta. 1944. Kawi-Jawi.
Jakarta : Balai Pustaka.
W.J.S. Poerwadarminta. 1952. Boesastra
Djawi-Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
-----------, 1984. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Y.A. Surahardjo. 1983. Mistisisme.
Jakarta : Pradya Paramita.
Sakiyah Darajat. 1976. Membina
Nilai-nilai Moral di Indonesia. Jakarta : Bulan Bintang.
Samakhsyari Dhofier. 1985. Tradisi
Pesantren Jakarta : Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi
dan Sosial.
PUSTAKA SUMBER
Serat Suluk Peksi. Koleksi Perpustakaan Kraton Kasunan Surakata. No. Kodeks 286 Ra.
SErat Suluk Warna-warni. Koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta. No.
Kodeks A. 64.
Untuk mendapatkan File Lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
KEMBALI KE HALAMAN AWAL
Salam...
BalasHapusSaya Hendrik Ferdiansyah, bolehkah saya minta file nya untuk belajar