BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah serta terkendali.
Menurut Winarno (2003:6), perencanaan pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif. Dengan perkataan lain perencanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respon siswa dalam proses pembelajaran sesungguhnya.
Kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini akan membentuk ketrampilan, sikap dan perilaku sehari-hari sehingga siswa akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya.
Ada kalanya dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didik tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan perencanaan atau gagal. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan dalam memberikan materi pelajaran. Dari faktor anak, tingkat intelegensi dan latar belakang anak didik yang berbeda-beda menyebabkan hasil pembelajaran yang tidak sama pula. Sedangkan penyebab lain dari pihak guru adalah cara penyampaian materi yang dianggap anak didik sulit memahaminya, kurangnya media pembelajaran, metode pembejaran yang salah, sehingga tujuan pembelajaran kepada anak didik tidak mengenai sasaran, dan masih banyak lagi sebab-sebab kegagalan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan adanya kegagalan dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didik, penulis menggunakan hal ini sebagai dasar dalam usaha memperbaiki pembelajaran. Penulis mencoba memperbaiki pembelajaran melalui prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan karakteristik PTK yaitu adanya masalah dalam PTK dipicu oleh kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukan di kelas mempunyai masalah yang harus diselesaikan dan ditindaklanjuti agar terjadi perubahan pada keberhasilan anak didik. Penulis melakukan PTK yang diawali dengan refleksi diri, mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dengan bantuan teman sejawat.
Menurut Hardjodipuro dalam Basuki Wibawa (2003 : 7) berpendapat bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan.
Seperti halnya penulis melakukannya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi pokok perubahan energi panas dan listrik. Kegagalan penulis dalam pembelajaran mata pelajaran IPA ini ditandai dengan rendahnya nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembahasan materi.
Pada mata pelajaran IPA, dari 13 siswa yang tuntas dalam materi ini sebanyak 5 siswa apabila dipersentase adalah 38%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 62%.
Beban tanggung jawab untuk menuntaskan keberhasilan pembelajaran siswa, penulis menindaklanjuti dari refleksi dan menentukan fokus perbaikan untuk mata pelajaran IPA. Pada siklus I adalah dengan demonstrasi dan diskusi tentang perubahan energi panas dan listrik. Penggunaan media pembelajaran juga diberikan yang berhubungan dengan perubahan energi panas dan listrik seperti bel, setrika, kipas angin dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan identifikasi masalah yang dihadapi untuk mata pelajaran IPA yaitu:
Pada pembelajaran IPA di kelas IV dengan materi pokok Perubahan energi panas dan listrik, ternyata setelah diadakan tes pada akhir pembahasan, ternyata hanya 5 siswa yang tuntas atau 38%, sedangkan 8 siswa atau 62% tidak tuntas.
Dari perolehan hasil belajar siswa yang rendah itu dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu :
1. Siswa belum memahami tentang terjadinya perubahan energi listrik.
2. Perlu penjelasan yang rinci tentang perubahan energi listrik.
3. Menggunakan alat peraga berupa benda nyata sebagai contoh dari adanya perubahan energi listrik.
Ketiga permasalahan itu merupakan alternatif dari sekian banyak temuan yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Atas dasar temuan permasalahan itu, penulis dapat merumuskan masalah dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Mengapa siswa belum dapat memahami perubahan energi listrik?
2. Metode apa yang tepat untuk membelajarkan tentang perubahan energi listrik?
3. Alat peraga apa yang akan harus digunakan ?
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi Zainul, Agus Mulyana. 2005. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Basuki Wibawa. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Hariyanto. 2004. IPA 2. Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.
Mangatur Sinaga. 2004. Matematika Kelas IV. Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Yudistira.
Safari. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim IPA. 2004. IPA Kelas IV. Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Yudistira.
Udin S. Winata. Putra. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani I.G.A.K. Siti Julaecha. Ngadi Marsinah. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani I.G.A.K. Wihardit K. Noehi Nasution. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar