ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Bentuk-bentuk kenakalan anak dalam fase masa kanak-kanak awal (early chilhood) di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen, (2) Model-model upaya pemberian motivasi yang dilakukan guru untuk mengurangi kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan prosedur siklus. Penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Kabupaten Sragen, pada tahun pelajaran 2009/2010.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Bentuk kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen meliputi kebiasaan mengumpat, gemar berkata bohong dan mengarang ceritera palsu, menyerang secara fisik atau melakukan tindak kekerasan, suka marah-marah dan mudah putus asa, sombong dan merendahkan orang lain, otoriter, serta sifat suka merusak, (2) Upaya motivasi yang diberikan meliputi: (a) Tindakan untuk kebiasaan mengumpat, melatih berdiplomasi dan cara membujuk yang baik sehingga tidak perlu mengumpat, menunjukkan manfaat berdiplomasi, menunjukkan dampak buruk mengumpat, dan memberikan insentif, (b) Tindakan untuk kebiasaan berbohong dan mengarang ceritera palsu, diakukan dengan meatih menemukan (mengingat) pengalaman nyata untuk diceriterakan, menunjukkan manfaat berkata jujur, menunjukkan resiko berbohong, dan memberikan insentif (c) Tindakan untuk tindakan menyerang secara fisik diakukan dengan melatih bersaing secara positif melalui lomba olah raga untuk dapat menjadi ketua regu, menunjukkan dampak buruk suka berbuat kekerasan (menyerang), menunjukkan manfaat bersaing psoitif, dan memberikan insentif, (d) Tindakan untuk anak yang suka marah dan mudah putus asa dilakukan dengan menumbuhkan semangat anak untuk melakaukan hal-hal baru hingga tak perlu putus asa, menjelaskan manfaat perlombaan, menunjukkan dampak buruk dari kebiasaan putus asa, memberikan insentif, (e) Tindakan untuk anak yang sombong dan merendahkan orang lain dilakukan dengan melatih rendah hati dan menunjukkan manfaatnya, menunjukkan dampak buruk bersikap sombong, memberikan insentif, (f) Tindakan untuk anak yang otoriter dilakukan dengan melatih bersikap demokratis atau melatih bermusyawarah, melatih menjadi pemimpin kelompok, menunjukkan manfaat musyawarah (demokratis), menunjukkan resiko otoriter, dan memberikan insentif, (g) Tindakan untuk anak yang perusak dilakukan dengan melatih mengungkapkan keinginan yang berhasil, menunjukkan manfaat mengungkapkan keinginan, menunjukkan resiko gemar merusak, dan memberikan insentif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Barnadib, Sutari Imam. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: IKIP
Greegory Hansen. 1988. Motivation Technique in Education. New York, McGraw Hill.
H.A. Syamsudin Makmun. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Mahmud Yusuf, 2006. Pengantar Psikologi Anak dan Perkembangan. Jakarta: Ramadhani
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prasetya Irawan. 1994. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar Bahan Ajar. Jakarta: Dikti Depdikbud.
Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda
Ridwan, Rifai.1992. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sondang P. Siagian. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Soetomo.1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar